butuh waktu untuk menjadi orang tua yang baik.

rahmat.suardi
2 min readMay 5, 2023

--

private collection

saya sering menanyakan pada diri sendiri, utamanya menjelang tidur sambil melihat wajah samitra, apakah saya sudah menjadi ayah yang baik buat dia?

selama satu tahun setengah terakhir saya sudah hadir setiap hari untuk dia. banyak waktu saya teralokasikan untuk membersamainya bermain, memandikan, makan bersama, mengantar ke sekolah, bahkan sampai cuci motor bareng. di dangkal pikiran saya bertanya apakah yang saya lakukan bersama samitra sudah menandakan saya sebagai ayah yang cukup baik buat dia?

saya bukan penasehat yang ulung buat samitra. gaya saya mendidiknya bukan nasihat-nasihat yang harus ditampung diingatannya dan mesti dibuka di peristiwa tertentu sesuai konteks nasihatnya. lagi pula, afirmasi kata-kata bukan love language yang pas buat anak seusia samitra. ia butuh visual yang bisa dicontoh. misalnya ketika memberi benda ke orang lain harus menggunakan tangan kanan. atau ketika saya meminta bantuan ke samitra untuk membereskan mainannya, kata terima kasih harus ada di ujung sebagai apresiasi atas tindakannya itu.

saya masih menjadi orang tua pembelajar dan mungkin akan begitu seumur hidup saya sebagai ayah buat samitra. ia masih menjadi pembelajar yang menyontoh orang-orang sekitarnya dalam berinteraksi. jika ada hal kurang baik yang ia tunjukkan sudah pasti itu yang pernah ia lihat. karena hal itu saya dan ibuk samitra sebisa mungkin selalu menunjukkan kasih sayang satu sama lain di depan samitra. bahwa orang tua itu seperti ini loh, ketika ibuk sakit maka ayah yang menyiapkan obat dan beres-beres rumah. kalau ayah sudah lapar, ibu menawari makan. hal-hal seperti itu terlihat sederhana tapi bagi kami mata samitra adalah CCTV yang senantiasa mengawasi.

kami tidak tahu, aksi yang seperti apa yang akan terekam di memori samitra yang ia bawa sampai dewasa dan akan mempraktekkan ketika ia sendiri telah berkeluarga. kami ingin hal tersebut adalah hal-hal yang baik yang sudah kami tunjukkan dan ia langgengkan dengan pasangannya kelak.

jelasnya, menjadi orang tua berlabel baik itu cukup sulit. terkadang ada gerakan atau omongan kita yang tidak mencerminkan sebagai orang tua panutan. kita sebagai orang tua manusia biasa yang bisa saja terpeleset tindakan atau bicara. secara terus menerus memperbaiki diri adalah cara terbaik untuk menjadi orang tua yang baik buat anak, meski itu sangat sulit digapai karena akan ada satu momen kita terjungkal suatu waktu.

--

--

rahmat.suardi
rahmat.suardi

Written by rahmat.suardi

anything about football and coffee.

No responses yet