Melihat Klopp Pergi dengan Bahagia

rahmat.suardi
2 min readMay 20, 2024
image from Liverpool

Gegap gempita perayaan juara EPL Manchester City tertumpuk oleh perpisahan Jurgen Klopp di Anfield. melihat City juara 4 kali beruntun rasanya sudah bosan. Kita tahu ujungnya, perayaan keliling kota dan pendukung Manchester merah memilih tidur lebih lama di dalam rumah. sedih rasanya setiap tahun kotamu berpesta minimal sekali untuk sebuah prestasi tapi kau tak bahagia.

Dua musim terakhir, memang Arteta dan Arsenal-nya yang mampu membuat repot Pep Guardiola dalam perburuan gelar EPL. Namun, hanya Klopp yang mampu meraih titel juara EPL di tengah-tengah dominasi Pep bersama Manchester City.

Buka puasa gelar EPL 30 tahun Liverpool jauh lebih spesial daripada 6 titel EPL Pep selama ia ada di Ettihad stadium. Sebelum era Klopp, berkali-kali Liverpool hanya mampu ‘hampir juara’ karena kesalahan mereka sendiri yang tergelincir di pekan-pekan penting. Piala UCL juga merupakan prestasi terbaik Klopp di Eropa setelah gagal bersama Dortmund di 2013.

Klopp tidak punya energi sebesar Sir Ferguson di MU yang mampu bertahan lebih dari dua dekade dan memang susah buat disamai. Hanya saja Klopp punya daya magis sendiri buat fans liverpool di seluruh sudut dunia. Membawa Liverpool ke singgasana tertinggi EPL pada tahun 2021 adalah penantian yang panjang dan hampir-hampir mustahil terjadi jika bukan dirinya ada di sana. Ia datang dan diremehkan, lalu berhenti dengan kepala tegak dan ditangisi oleh banyak pasang mata.

Liverpool masih pusing mencari pengganti Klopp yang sepadan. Tidak banyak pelatih hebat yang menganggur. Melobi pelatih kelas atas yang terikat kontrak juga seperti jalan buntu. Kelebihan lain Klopp adalah instingnya melihat bakat pemain. Firmino, Mane, Virgil adalah contoh paling mutakhir cara Klopp menciptakan pemain bersinar.

Musim ini memang tidak berjalan mulus buat Klopp dan Liverpool. Pelatih berkebangsaan Jerman itu seperti dilanda kejenuhan. Gairahnya berteriak di pinggir lapangan atau ciri khasnya mengepal tangan dan mengajak fans di tribun berteriak berulang-ulang pasca memenangkan laga sepertinya luntur perlahan. Liverpool kepayahan mengejar Arsenal dan City yang pada akhirnya harus bertarung sampai pekan terakhir. Di Eropa tersingkir dengan cara tragis dari Atalanta. Kita bisa jadi paham kenapa Liverpool begitu loyo musim ini. Klopp kehabisan baterai.

Beberapa bulan lalu saat Klopp mengumumkan rencana kepergiannya di akhir musim, ia menyampaikan akan beristrahat dulu dan menjadi bapak-bapak biasa yang menikmati libur panjang selama setahun. Ia terlampau sibuk sembilan tahun terakhir bersama Liverpool. Ia butuh rehat dan waktu yang berlebih bersama orang-orang terdekatnya.

Jika Julian Nagelsmann gagal bersama Jerman di Euro 2024, sepertinya Klopp pilihan yang pantas buat menangani Der Panzer kelak. Tidak ada yang tahu, kita tunggu saja ke mana Klopp akan bermarkas kelak.

Danke Mr. Klopp.

--

--