pola asuh

rahmat.suardi
2 min readJun 22, 2021

--

ada satu hal yang saya takutkan terjadi pada samitra; terlalu dimanja oleh ibunya. meski saat ini hanya ketakutan sementara saja karena posisi saya memang tidak berada di rumah dalam waktu yang panjang. sehingga betul-betul tidak mengetahui secara detil apakah setiap permintaan samitra selalu terpenuhi? walau merasa beberapa diantaranya memang sempat kejadian. terakhir dia mau tab karena melihat kawannya yang ke sana kemari menenteng benda tersebut. tapi kawannya itu ketularan covid sehingga samitra jadi lupa sendiri karena sudah tidak melihat tab itu lagi setelah kawan mainnya itu diisolasi oleh orang tuanya.

saya tidak mau samitra selalu dimudahkan maunya. ini dan itu terlalu gampang dia dapatkan tanpa ada perjuangan sabar yang panjang. usianya memang masih sangat muda. belum tiga tahun. tapi jika dipupuk sejak dini cara mendapatkan apa yang diinginkan tak susah, ia akan membawanya terus sampai dewasa. dan itu berbahaya.

saat anak laki-laki terlalu dimudahkan dalam segala urusan takutnya hal tersebut dapat terbawa-bawa sampai dia menikah dan membangun keluarganya sendiri. laki-laki merasa punya kuasa dan mewajibkan pasangannya untuk meneruskan kemanjaan yang didapat dari ibunya. begitu bangun pagi sarapan sudah tersedia di meja. rumah sudah bersih dari segala bentuk berantakan dan debu. baju kotor sudah tergantung di jemuran. pakaian kering sudah terseterika dan terlipat rapi di lemari. laki-laki bukan raja yang harus diikuti semua maunya. perempuan juga bukan budak yang mesti melakukan semua pekerjaan domestik tanpa ada pembagian tugas merata.

laki-laki yang ngomong tugas cari nafkah ada di pihak suami sementara urusan rumah adalah tanggung jawab perempuan sebaiknya perlu dipertimbangkan lagi matang-matang untuk dijadikan kepala keluarga. mungkin selama ini ia diasuh dengan pola bapak sebagai penguasa di rumah, sementara ibu menjadi pelayan bagi semua anggota keluarga.

perempuan jika sudah memutuskan menikah carilah tipe petarung. yang tidak tumbuh besar dengan penuh belaian manja. berlimpah kasih sayang bukan berarti manja. tetap beda. apa lagi perempuan yang mengedepankan kesetaraan di dalam rumah, pasti akan susah akur dengan laki-laki yang tiba-tiba harus beradaptasi dengan situasi baru. melepas ego manjanya. siap bangun pagi dan berbagi tugas merapikan rumah. tidak segan berebut sayur segar di depan rumah dengan ibu-ibu cerewet. tidak masalah jika diminta beli gula pasir di warung depan. tak sungkan cuci piring sehabis makan.

saya berharap samitra mendapatkan kasih sayang, bukan asupan manja yang membuat dirinya merasa dunia ini ternyata mudah dihadapi. blunder jika itu terjadi dan dibawanya sampai ia memiliki keluarga sendiri.

--

--

rahmat.suardi
rahmat.suardi

Written by rahmat.suardi

anything about football and coffee.

No responses yet